KURIKULUM OPERASIONAL
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP))
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP))
KELOMPOK BERMAIN PAUD KB EDELWEIS
Alamat: Perum Mustika Grande Jalan Mirah 5 RT 002/13
Blok H.10/44 Desa Burangkeng Kecamatan Setu
Kabupaten Bekasi Jawa Barat 17324
Blok H.10/44 Desa Burangkeng Kecamatan Setu
Kabupaten Bekasi Jawa Barat 17324
Disusun Oleh:
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
KELOMPOK
BERMAIN PAUD KD EDELWEIS
LEMBAR PENGESAHAN
KURIKULUM PAUD KB
EDELWEIS
Berdasarkan
keputusan rapat sekolah tentang penyusunan Kurikulum, maka KTSP PAUD KB Edelweis Perum Mustika Grande Jalan
Mirah 5 Blok H.10/44 Desa Burangkeng Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi Jawa Barat
17324 dapat disahkan dan digunakan
sebagai pedoman pembelajaran di PAUD KB Edelweis UPTD Pendidikan Kecamatan Setu,
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat.
Disahkan
di : Bekasi
Pada
Tanggal :
01 Agustus 2015
Mengetahui Kepala
Sekolah
Penilik UPTD Kecamatan Setu, PAUD KB Edelweis,
Penilik UPTD Kecamatan Setu, PAUD KB Edelweis,
Narim,Spd Neneng
Masnah
KATA
PENGANTAR
Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
berhasil menyusun Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) PAUD KB Edelweis.
Kurikulum
ini diharapkan dapat menjadi pedoman pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran di PAUD
KB Edelweis sehingga
menghasilkan alumni yang sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
anak usia 2 – 6 tahun
yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 tahun
2009.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ini tidak dapat terwujud, untuk itu
penyusun menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Nara sumber
2. Kepala UPTD Pendidikan dan Penilik PAUD Kecamatan Setu
3. HIMPAUDI.
4. Seluruh Pelaku Pendidikan dan Kependidikan PAUD
KB Edelweis.
5. Semua pihak yang membantu dan memberi dukungan dalam
penyusunan kurikulum ini.
Tim penyusun menyadari sepenuhnya bahwa
kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu tim penyusun mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan kurikulum ini.
Bekasi,
01 Agustus 2015
TIM PENYUSUN KURIKULUM
TIM PENYUSUN KURIKULUM
DAFTAR ISI
Lembar Judul
…………………………………………………………….................. i
Lembar Pengesahan
……………………………………………………................... ii
Kata Pengantar
………………………………………………………….................... iii
Daftar Isi
…………………………………………………………………................. iv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….......................... 1
A.
Latar Belakang …………………………………………………............. 1
B.
Tujuan Pengembangan Program Pembelajaran ………......................... 2
C.
Prinsip Pengembangan Program Pembelajaran……….......................... 2
BAB II TUJUAN
A.
Tujuan Pendidikan Nasional ……………………………………........... 8
B.
Fungsi dan Tujuan Kelompok Bermain ……………………................. 8
C.
Visi PAUD
KB Edelweis …………………………………………........ 9
D.
Misi PAUDKB
Edelweis………………………………………….......... 9
E.
Tujuan PAUD
KB Edelweis…………………………………................ 9
F.
Motto PAUD
KB Edelweis…………………………………………………. 9
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN PROGRAM
PEMBELAJARAN
A.
Struktur Program Pembelajaran ………………………………….......... 10
B.
Muatan
Program Pembelajaran …………………………………........... 11
1.
Bidang Pengembangan Kurikulum............. ……………....... ......... 11
2.
Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa ………………............... 11
3.
Pendidikan
Kewirausahaan ……………………………………....... 13
4.
Muatan lokal.................................................................................. 14
5.
Pengembangan Diri........................................................................ 14
6.
Pengembangan
Beban Belajar ………………………………… ..... 16
7.
Pengelompokan peserta Didik........................................................ 16
8.
Penentuan Pindah Kelompok......................................................... 16
9.
Penentuan Tamat............................................................................ 16
10. Program
Unggulan.......................................................................... 16
C.
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan......................................... 17
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN
A.
Kalender Pendidikan ……………………………… …………….......... 21
B.
Analisis Hari Efektif Belajar ……………………………………........... 21
BAB
V PENUTUP …………
LAMPIRAN
1.
PROGRAM
TAHUNAN
2.
PROGRAM SEMESTER
3.
RENCANA PROSES
PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
4.
RENCANA PROSES
PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
5.
FORMAT
PENILAIAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tujuan
Pendidikan Nasional berdasarkan UU RI No 20 Th 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengandung 4 aspek utama yaitu (1) membentuk manusia beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, (2) cerdas, menguasai iptek dan seni, (3) sehat,
memiliki kebugaran, dan (4) menjadi warga negara yang cinta tanah air,
demokratis, dan bertanggung jawab.
Usia 2-6 tahun, merupakan masa keemasan yang
penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan. Pengalaman yang diperoleh anak
dari lingkungan, termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa, akan
mempengaruhi kehidupan anak di masa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan
upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa
kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat
anak.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal I angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak
Usia Dini Pasal I ayat (1) menyatakan bahwa Standar Pendidikan Anak Usia Dini
terdiri atas : Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan, Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar
Sarana dan PraSarana, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.
Kurikulum PAUD KB Edelweis mengembangkan Program Pembelajaran KB yang merupakan salah satu upaya
untuk mengoptimalkan perkembangan anak. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan PAUD
KB Edelweis mencakup
perencanaan, pendekatan, strategi pembelajaran serta penilaian yang disusun
secara sistimatis.
B.
Tujuan Pengembangan Program
Pembelajaran
Tujuan Pengembangan Program Pembelajaran PAUD KB
Edelweis adalah untuk memberikan panduan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan dalam mengembangkan program pembelajaran di Kelompok Bermain Edelweis. Selain hal tersebut Pedoman ini
disusun agar dapat memberikan kesempatan kepada anak didik untuk :
1.
Belajar untuk
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2.
Belajar untuk
memahami dan menghayati,
3.
Belajar untuk
mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
4.
Belajar untuk
hidup bersama dan berguna untuk orang lain.
5.
Belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
C.
Prinsip Pengembangan Program Pembelajaran
1. Berorientasi
pada kebutuhan anak
Pada dasarnya tiap anak
memiliki kebutuhan dasar yang sama, seperti kebutuhan fisik, rasa aman,
dihargai, tidak dibeda-bedakan, bersosialisasi, dan kebutuhan untuk diakui.
Anak tidak bisa belajar dengan baik apabila dia lapar, merasa tidak aman/takut,
lingkungan tidak sehat, tidak dihargai atau diacuhkan oleh pendidik atau
temannya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini guru
harus memenuhi kebutuhan tersebut dengan tidak membedakan anak satu dengan
lainnya.
2. Sesuai
dengan perkembangan anak
Anak usia Kelompok Bermain memiliki karakteristik khusus di semua sentar yang
semakin matang. Di aspek bahasa, anak telah memiliki kosakata yang cukup
sehingga mampu membangun komunikasi dengan orang lain. Secara kognitif, anak
telah mampu melakukan hubungan logika sebab akibat dan pemecahan masalah
sederhana. Secara sosial emosional, anak telah mempunyai kemampuan untuk
mengelola perasaannya sehingga memungkinkan untuk menjalin interaksi dengan
teman dan orang dewasa. Secara moral dan agama, anak mulai dapat membedakan hal
baik dan buruk. Oleh karena itu, guru harus memahami tahap perkembangan anak
dan menyusun kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak untuk
mendukung pencapaian tahap perkembangan yang lebih tinggi.
3. Sesuai
dengan keunikan setiap individu
Anak merupakan individu
yang unik, masing-masing mempunyai gaya belajar yang berbeda. Ada anak yang
lebih mudah belajarnya dengan mendengarkan (auditori), ada yang dengan melihat
(visual), dan ada yang harus dengan bergerak (kinestetik). Anak juga memiliki
minat yang berbeda-beda terhadap alat/bahan yang dipelajari/ digunakan, juga
mempunyai temperamen yang berbeda, bahasa yang berbeda, cara merespon
lingkungan, serta kebiasaan yang berbeda. Guru seharusnya mempertimbangkan
perbedaan individual anak, dan mengakui perbedaan tersebut sebagai kelebihan
masing-masing anak. Untuk mendukung hal tersebut guru harus menggunakan cara
yang beragam dalam membangun pengalaman anak, menyediakan kesempatan bagi anak
untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan kekuatannya, serta menyediakan
ragam main yang cukup.
4. Kegiatan
belajar dilakukan dengan bermain
Pembelajaran dilakukan
dengan cara yang menyenangkan, sehingga
tidak boleh terjadi pemaksaan (penekanan). Selama bermain anak mendapatkan
pengalaman untuk mengembangkan aspek-aspek nilai-nilai agama dan moral, fisik,
kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Pembiasaan dan pembentukan karakter
yang baik seperti tanggung jawab, kemandirian, sopan santun, dan lainnya
ditanamkan melalui cara yang menyenangkan.
5. Pembelajaran
berpusat pada anak
Pembelajaran di PAUD
hendaknya menempatkan anak sebagai subjek pendidikan. Oleh karena itu guru
harus memberi kesempatan pada anak untuk menentukan pilihan, mengemukakan
pendapat, dan aktif melakukan atau mengalami sendiri untuk membangun
pengetahuannya sendiri. Guru bertindak sebagai fasilitator saja, bukan yang
menentukan segala sesuatu yang akan dikerjakan anak.
‘
6. Anak
sebagai pembelajar aktif
Anak bukanlah sebuah wadah
kosong yang perlu diisi guru dengan berbagai pengetahuan, tetapi anak merupakan
subjek/pelaku kegiatan dan guru merupakan fasilitator (membantu dan mengarahkan
sesuai kebutuhan masing-masing anak). Anak mempunyai rasa ingin tahu yang
besar, mempunyai banyak ide, dan tidak bisa berdiam dalam jangka waktu lama.
Ijinkan anak untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dengan
beraneka bahan dan kegiatan. Oleh karena itu guru harus menyediakan
berbagai bahan dan alat serta memberi kesempatan anak untuk memainkannya dengan
berbagai cara dan memberikan waktu kepada anak untuk mengenal lingkungannya
dengan caranya sendiri. Guru juga harus memahami dan tidak memaksakan anak
untuk duduk diam tanpa aktifitas yang dilakukannya dalam waktu yang lama.
7. Anak
belajar dari yang konkrit ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks,
dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial
a.
Anak belajar
mulai dari hal yang paling konkrit yang dapat dirasakan oleh inderanya
(dilihat, diraba, dikecap, didengar) ke hal yang bersifat abstrak/imajinasi.
b.
Anak belajar
dari konsep yang paling sederhana ke konsep yang lebih rumit, misal mula-mula
anak memahami apel sebagai buah kesukaannya, kemudian anak memahami apel
sebagai buah yang berguna untuk kesehatannya.
c.
Kemampuan
komunikasi anak dimulai dengan menggunakan bahasa tubuh lalu berkembang menggunakan bahasa lisan. Guru
harus memahami bahasa tubuh anak dan membantu mengembangkan kemampuan bahasa
anak melalui kegiatan bermain.
d.
Anak memahami
lingkungannya dimulai dari hal-hal terkait dengan dirinya sendiri, kemudian ke
lingkungan dan orang-orang yang paling dekat dengan dirinya, sampai kepada
lingkungan yang lebih luas.
Dengan demikian guru harus
menyediakan alat-alat main dari yang paling konkrit sampai alat main yang bisa
digunakan sebagai pengganti benda yang sesungguhnya.
8. Menyediakan
lingkungan yang mendukung proses belajar
Lingkungan merupakan
sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi anak. Lingkungan pembelajaran berupa
lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan
fisik berupa penataan ruangan, penataan alat main, benda-benda yang ada
disekitar anak, perubahan benda( daun muda menjadi daun tua lalu menjadi daun
kering,dst), cara kerja benda (bola didorong akan menggelinding, sedangkan
kubus didorong akan menggeser,dst), dan lingkungan non fisik berupa kebiasaan
orang-orang sekitar, suasana belajar (keramahan
pendidik, pendidik yang siap membantu,dst), dan interaksi guru dan anak yang
berkualitas. Karena itu Guru perlu menata lingkungan yang menarik, menciptakan
suasana hubungan yang hangat dengan anak, dan hubungan antar anak dan antar
guru. Guru perlu memfisilitasi anak untuk mendapatkan pengalaman belajar di
dalam dan di luar ruangan secara
seimbang
dengan menggunakan benda-benda yang ada dilingkungan anak. Guru juga menanamkan
kebiasaan baik, nilai-nilai agama dan moral di setiap kesempatan selama anak di
lembaga dengan cara yang menyenangkan.
9. Merangsang munculnya kreativitas
dan inovasi
Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi
kreatifitas yang sangat tinggi. Karena itu berikan anak kesempatan untuk
menggunakan bahan dengan berbagai jenis, tekstur, bentuk, dan ukuran dalam
kegiatan permainannya, dan kesempatan untuk belajar tentang berbagai sifat dari
bahan-bahan, cara memainkan, bereksplorasi dan menemukan. Guru perlu menghargai
setiap kreasi anak apapun bentuknya sebagai wujud karya kreatif mereka. Dengan
kreatifitas nantinya anak akan dapat memiliki pribadi yang kreatif sehingga
mereka dapat memecahkan persoalan kehidupan dengan cara-cara yang kreatif.
Ide-ide kreatif dan inovatif mereka dapat menunjang untuk menjadi seorang
wirausaha yang dapat meningkatkan perekonomian negara.
10. Mengembangkan kecakapan hidup
mereka
Kecakapan hidup merupakan suatu ketrampilan yang
perlu dimiliki anak melalui pengembangan karakter, yang berguna bagi
kehidupannya kelak. Karakter yang baik
dapat dikembangkan dan dipupuk sehingga menjadi modal bagi masa depannya
kelak.Kecakapan hidup diarahkan untuk membantu anak menjadi mandiri, tekun,
bekerja keras disiplin, jujur, percaya diri, menghargai, kerjasama dan mampu
membangun hubungan dengan orang lain. Guru harus memberikan kesempatan kepada
anak melakukan sendiri kegiatan-kegiatan untuk menolong dirinya( sesuai
kemampuan anak), misalnya membuka sepatu dan meletakkan di tempatnya, membuka
bungkus makanan, mengancingkan baju sendiri, dan lain-lain.
11. Menggunakan berbagai sumber dan
media belajar yang ada di lingkungan sekitar
Sumber dan media belajar anak usia dini tidak
terbatas pada alat dan media hasil pabrikan,tetapi dapat menggunakan berbagai
bahan dan alat yang tersedia dilingkungan sepanjang tidak berbahaya bagi anak-anak.
Air, tanah liat,pasir, batu-batuan, kerang, daun-daunan, ranting, karton,
botol-botol bekas, kain perca,
baju bekas, sepatu bekas, dan banyak benda lainnya dapat dijadikan sebagai
media belajar. Dengan menggunakan berbagai bahan dan benda yang ada disekitar
anak, maka kepedulian anak terhadap lingkungan terasah untuk ikut serta menjaga
dan melestarikan lingkungan alam sekitarnya. Sumber belajar juga tidak terbatas
pada guru tetapi orang-orang lain yang ada di sekitarnya. Misalnya anak dapat
belajar tentang tugas dan cara kerja petani, peternak, polisi, pak pos, petugas
pemadam kebakaran, dan lainnya dengan cara mengunjungi tempat kerja mereka atau
mendatangkan mereka ke sekolah untuk menunjukkan kepada anak bagaimana mereka
bekerja dan menjadi sumber pengetahuan serta inspirasi.
12. Anak belajar sesuai dengan kondisi
sosial budayanya
PAUD merupakan wahana anak untuk tumbuh dan
berkembang sesuai potensi dengan berdasarkan pada sosial budaya yang berlaku di
lingkungannya. Pendidik seharusnya mengenalkan budaya daerah seperti kesenian,
bahasa, adat istiadat, permainan tradisional anak, benda-benda budaya seperti
alat musik, baju, dan peralatan lainnya yang biasa digunakan oleh daerah
setempat, menjadi bagian dari pembelajaran baik secara rutin maupun melalui
kegiatan tertentu.
13. Melibatkan peran serta orangtua
Keberhasilan PAUD tidak bisa tercapai secara optimal
tanpa keterlibatan orangtua. Guru sebagai pendidik kedua harus terus menjalin
hubungan dengan orangtua untuk mendapatkan informasi tentang anak agar dapat
menumbuh kembangkan semua potensi anak secara optimal. Orangtua harus
dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan di sekolah,
sehingga diharapkan dapat menjamin terjadinya keberlangsungan dan kesinambungan
program antara apa yang dilakukan guru di sekolah dengan orangtua di rumah.
Selain itu orangtua juga dapat menjadi sumber informasi mengenai kebiasaan,
kegemaran, ketidaksukaan anak, dan lain-lain yang digunakan pendidik dalam
penyusunan program pembelajaran dan evaluasi perkembangan anak. Untuk itu,
sekolah perlu memiliki program pendidikan keorangtuaan (parenting education)
yang terjadwal secara rutin, bukan sekedar pertemuan untuk pengambilan laporan
perkembangan anak. Dengan demikian maka stimulasi yang dilakukan terhadap anak
di lembaga dan di rumah menjadi sejalan dan saling menguatkan.
14. Stimulasi pendidikan bersifat
menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan
Saat anak melakukan sesuatu, sesungguhnya ia sedang
mengembangkan berbagai aspek perkembangan/kecerdasannya. Sebagai contoh saat
anak makan, ia mengembangkan kemampuan bahasa( kosakata tentang nama bahan
makanan, jenis makanan, dsb), gerakan motorik halus (memegang sendok, membawa
makanan ke mulut), kemampuan kognitif (membedakan jumlah makana yang banyak dan
sedikit), kemampuan sosial emosional (duduk dengan tepat, saling berbagi,
saling menghargai keinginan teman), dan aspek moral (berdoa sebelum dan sesudah
makan). Program pembelajaran dan kegiatan anak yang dikembangkan guru
seharusnya ditujukan untuk mencapai kematangan semua aspek perkembangan.
BAB
II
TUJUAN
A.
Tujuan
Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional berdasarkan UU RI No 20
Th 2003 BAB II Pasal 3 bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa
bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta tanggung jawab.
B.
Fungsi
dan Tujuan Kelompok Bermain
1. Fungsi Kelompok
Bermain
Fungsi
Pendidikan Kelompok Bermain
adalah
membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal
sehingga terbentuk perilaku dan
kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan
untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
2.
Tujuan
Kelompok Bermain
a.
Membangaun landasan bagi perkembangan
potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap,
kritis, kreatif, inovatif, mandiri,
percaya diri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
b.
Mengembangkan potensi kecerdasan
spiritual, itelektual, emosional, kinestettis, dan social peserta didik pada
masa emas pertumbuhan dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan..
c.
Membantu peserta didik mengembangkan
berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi nilai-nilai agama dan
moral, sosial-emosional, kemandirian, kognitif, bahasa dan fisik/motorik untuk
siap memasuki pendidikan dasar.
C.
VISI PAUD KB Edelweis
VISI
:
Sebagai lembaga multi dimensi yang memberikan dasar
dan mengembangkan jasmani, rohani dan intelektual secara seimbang agar kelak
anak siap kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
D. MISI
PAUD KB Edelweis
MISI :
Menumbuh kembangkan sikap sosial,
kemandirian, kejujuran dan kedisiplinan serta menumbuh kembangkan minat, bakat,
keterampilan dan kreativitas anak.
E. Tujuan
Visi dan Misi PAUD
KB Edelweis
Tujuan kami adalah meningkatkan
indeks pembangunan manusia, menyiapkan anak untuk sekolah, mengurangi angka
buta huruf muda, meningkatkan mutu pendidikan, mengurangi angka putus sekolah,
mempercepat wajib belajar, mengurangi angka mengulang, memperbaiki derajat
kesehatan dan gizi anak balita.
BAB
III
STRUKTUR
DAN MUATAN PROGRAM PEMBELAJARAN
A. Struktur
Program Pembelajaran
Struktur
kurikulum PAUD KB Edelweis mencakup Bidang Pengembangan Pembentukan Perilaku,
Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar, Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa,
Pendidikan Kewirausahaan dan Pengembangan Diri pelaksanaannya
melalui kegiatan bermain, bertahap, berkesinambungan dan bersifat pembiasaan.
Struktur Kurikulum PAUD KB Edelweis untuk
Kelompok PG, A dan B adalah sebagai berikut:
Kelompok PG
NO
|
BIDANG
PENGEMBANGAN
|
ALOKASI WAKTU
|
1
|
Nilai-nilai
Agama dan Moral
|
Jumlah jam per
minggu
450 menit
|
2
|
Sosial
Emosional
|
|
3
|
Bahasa
|
|
4
|
Kognitif
|
|
5
|
Fisik/Motorik
|
|
6
|
Seni
|
Kelompok A
NO
|
BIDANG
PENGEMBANGAN
|
ALOKASI WAKTU
|
1
|
Nilai-nilai
Agama dan Moral
|
Jumlah jam per
minggu
900 menit
|
2
|
Sosial
Emosional
|
|
3
|
Bahasa
|
|
4
|
Kognitif
|
|
5
|
Fisik/Motorik
|
|
6
|
Seni
|
Kelompok B
NO
|
BIDANG
PENGEMBANGAN
|
ALOKASI WAKTU
|
1
|
Nilai-nilai
Agama dan Moral
|
Jumlah jam per
minggu
900 menit
|
2
|
Sosial
Emosional
|
|
3
|
Bahasa
|
|
4
|
Kognitif
|
|
5
|
Fisik/Motorik
|
|
6
|
Seni
|
B.
Muatan
Program Pembelajaran
1.
Bidang Pengembangan Kurikulum
Ø Bidang Pembentukan Perilaku
a.
Nilai-nilai Agama dan Moral
b.
Sosial Emosional
dan Kemandirian
Ø Bidang Pengembangan kemampuan dasar :
a.
Berbahasa
b. Kognitif
c.
Fisik / Motorik
d.
Seni
2. Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di PAUD KB
Edelweis pelaksanaannya terintegrasi dengan
semua Bidang Pengembangan.
NILAI
|
DESKRIPSI
|
1. Religius
|
Sikap
dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
|
2.
Jujur
|
Perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
|
3. Toleransi
|
Sikap
dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dari dirinya.
|
4. Disiplin
|
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
|
5. Kerja Keras
|
Perilaku
yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
|
6. Kreatif
|
Berpikir
dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
|
7. Mandiri
|
Sikap
dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas.
|
8. Demokratis
|
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
|
9. Rasa Ingin Tahu
|
Sikap
dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas
dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
|
10.Semangat Kebangsaan
|
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
|
11. Cinta Tanah Air
|
Cara
berfikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa.
|
12.Menghargai Prestasi
|
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
|
13.Bersahabat/Komuniktif
|
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
dan bekerja sama dengan orang lain.
|
14. Cinta Damai
|
Sikap, perkataan, dan
tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
|
15. Gemar Membaca
|
Kebiasaan
menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan
bagi dirinya.
|
16. Peduli Lingkungan
|
Sikap
dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi.
|
17. Peduli Sosial
|
Sikap
dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat
yang membutuhkan.
|
18. Tanggung jawab
|
Sikap
dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
|
3. Pendidikan Kewirausahaan
NILAI
|
DESKRIPSI
|
1.
Jujur
|
Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
|
2.
Disiplin
|
Tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
|
3.
Kerja Keras
|
Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai hambatan
|
4.
Kreatif
|
Berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau hasil berbeda dari apa yang telah dimiliki
|
5.
Inovatif
|
Kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk
meningkatkan dan memperkaya kehidupan
|
6.
Mandiri
|
Sikap dan perilaku yang tidak
mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
|
7.
Tanggung Jawab
|
Sikap dan perilaku seseorang
yang mau dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya
|
8.
Kerja Sama
|
Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya mampu menjalin hubungan dengan orang lain dalam
melaksanakan tindakan dan pekerjaan
|
9.
Kepemimpinan
|
Sikap dan perilaku seseorang
yang selalu terbuka terhadap saran dan kritik, mudah bergaul dan bekerjasama
dengan oranglain
|
10.
Ulet
|
Sikap dan perilaku seseorang yang
tidak mudah menyerah untuk mencapai suatu tujuan dengan berbagai alternatif
|
11.
Berani Menanggung Resiko
|
Kemampuan seseorang untuk
menyukai pekerjaan yang menantang berani dan mampu mengambil resiko kerja
|
12.
Komitmen
|
Kesepakatan mengenai sesuatu
hal yang dibuat oleh seseorang baik terhadap dirinya sendiri maupun orang
lain
|
13.
Realistis
|
Kemampuan menggunakan fakta/
realita sebagai landasan berpikir yang rasionil dalam setiap penggambilan
keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.
|
14.
Rasa Ingin Tahu
|
Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui secara mendalam dan luas dari apa yang dipelajari,
dilihat, dan didengar.
|
15.
Bahasa
|
Tindakan yang memperlihatkan
rasa berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain
|
16.
Menghargai Akan Prestasi
|
Sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan
mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain
|
4.
Muatan
Lokal
No
|
Kelompok
|
Komponen
|
Aspek
Pengembangan
|
Tatap
Muka/ Hari
|
1
|
PG,A dan B
|
Muatan
Lokal
|
Praktek Sholat
OLahraga Hafalan Doa Harian Dan Surat-Surat Pendek |
Kegiatan dilaksanakan bersamaan dengan hari efektif[1x] dalam satu
minggu pada hari Kamis
Kegiatan dilaksanakan bersamaan dengan hari efektif[1x] dalam satu minggu pada hari Jum’at
Kegiatan Dilaksanakan Pagi Sebelum Kegiatan Awal.
|
5.
Pengembangan
Diri
a. Pembiasaan
Kegiatan
|
Waktu pelaksanaan
|
Pelaksana
|
- Baris
|
Setiap masuk
|
Peserta
Didik
|
- Cuci tangan
|
Setiap masuk,Sebelum dan
Sesudah Makan
|
Peserta
Didik
|
- Berdoa sebelum dan sesudah
melaksanakan kegiatan
|
Setiap masuk
|
Peserta
Didik
|
b.
Kegiatan Spontan
Kegiatan
|
Waktu
pelaksanaan
|
Pelaksana
|
-
Meminta
anak menempatkan sampah pada tempatnya ketika melihat anak membuang sampah
bukan pada tempatnya
|
Setiap masuk
|
Peserta
Didik
|
-
Bersalaman
saat ada tamu dan kepada guru serta teman
|
Setiap masuk
|
Peserta
Didik
|
c.
Keteladanan.
Kegiatan
|
Waktu
pelaksanaan
|
Pelaksana
|
-
Berpakaian
Rapi
|
Setiap masuk
|
Peserta
Didik
|
-
Datang
ke sekolah tepat waktu
|
Setiap masuk
|
Peserta
Didik
|
-
Berkata
dan berperilaku sopan
|
Setiap masuk
|
Peserta
Didik
|
-
Ramah kepada siapapun
|
Setiap masuk
|
Peserta
Didik
|
d.
Pengkondisian
Ø
Ekstrakurikuler
Kegiatan
|
Waktu pelaksanaan
|
Pelaksana
|
-
Makan
Bersama
|
Sebulan
1 kali
|
Guru
pembimbing
|
-
Taman
Pendidikan Al-quran
|
Seminggu
1 kali
|
Guru
pembimbing
|
-
MEnari
|
Sebulan
1 kali
|
Guru
pembimbing
|
Ø
Pengkondisian
Kegiatan
|
Waktu pelaksanaan
|
Pelaksana
|
-
Tempat
sampah diberbagai tempat
|
Setiap
masuk
|
Peserta
Didik
|
-
Jum’at
bersih
|
Hari
jum’at
|
Peserta
Didik
|
-
Infak
|
Hari
jum’at
|
Peserta
Didik
|
-
Pesantren
ramadhan
|
Bulan
Ramadhan
|
Peserta
Didik
|
-
Menyiram
tanaman
|
Setiap
masuk
|
Peserta
Didik
|
6.
Beban Belajar
Kel
|
Tatap muka / hari(menit)
|
Jumlah jam tatap muka/ minggu (menit)
|
Jumlah jam pel/minggu
|
Jumlah minggu efektif
|
Jumlah jam/tahun
|
|||
Sem I
|
Sem II
|
Per tahun pelajaran
|
||||||
PG
|
150
|
750
|
12,5
|
21
|
24
|
45
|
1.350
|
|
B
|
180
|
900
|
15
|
21
|
24
|
45
|
1.350
|
|
B
|
180
|
900
|
15
|
|||||
7.
Pengelompokan Peserta Didik
Pengelompokan peserta didik PAUD
KB Edelweis mengacu
pada kurikulum sebagai berikut :
No
|
Usia
|
Kelompok
|
1
|
2 -
3
|
PG
|
2
|
4
- 5
|
A
|
3
|
5 -
6
|
B
|
8.
Penentuan Pindah Kelompok
Peserta Didik PAUD KB Edelweis akan dinyatakan pindah kelompok dari
kelompok PG ke kelompok A dan dari kelompok A
ke kelompok B jika sudah
mengikuti kegiatan Pembelajaran selama 1 tahun pelajaran dan harus sesuai
dengan usia di setiap kelompoknya.
9. Penentuan Tamat
Anak yang dinyatakan alumni dari PAUD KB
Edelweis sesuai dengan ketentuan :
a.
Peserta
didik dinyatakan alumni PAUD KB Edelweis peserta didik tersebut sudah
menyelesaikan seluruh program kegiatan di PAUD KB Edelweis minimal selama 1 tahun pelajaran
atau kurang dari 1 tahun pelajaran bagi anak pindahan dari PAUD lain.
b.
Anak
berusia maximal 6 tahun.
10. Program Unggulan
Program
yang menjadi unggulan PAUD
KB Edelweis adalah Kegiatan Kedekatan dengan
alam. PAUD KB
Edelweis merupakan sekolah yang didukung oleh masyarakat
berbasis alam sesuai dengan lingkungan disekitar lembaga. PAUD KB Edelweis diharapkan bisa mempunyai kemampuan lebih dalam pemahaman kewirausahaan
dengan mengoptimalkan potensi local,
lebih mencintai dan bisa melestarikan alam yang ada disekitar PAUD KB Edelweis.
BAB
IV
KALENDER
PENDIDIKAN
- Kalender
Pendidikan PAUD KB Edelweis
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran. Kalender
pendidikan mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu belajar efektif, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur.
- ANALISIS
HARI BELAJAR EFEKTIF
ANALISIS KALENDER BELAJAR EFEKTIF
KALENDER PENDIDIKAN PAUD KB EDELWEIS
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015
- 2016
BULAN
|
Semester
|
HARI
|
JUMLAH HARI
EFEKTIF
|
KEGIATAN
|
||||
senin
|
Selasa
|
Rabu
|
Kamis
|
Jum’at
|
||||
Juli
|
Semester I
|
1
|
1
|
1
|
3
|
Sosialisasi
tahun ajaran
|
||
Agustus
|
4
|
4
|
4
|
12
|
Karnaval
|
|||
September
|
4
|
4
|
4
|
12
|
||||
Oktober
|
5
|
5
|
4
|
14
|
Lomba-lomba
|
|||
November
|
4
|
4
|
4
|
12
|
||||
Desember
|
3
|
3
|
3
|
9
|
Karya
wisata
|
|||
JUMLAH
|
62
|
ANALISIS KALENDER BELAJAR EFEKTIF
KALENDER PENDIDIKAN PAUD KB EDELWEIS
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015
- 2016
BULAN
|
Semester
|
HARI
|
JUMLAH HARI
EFEKTIF
|
KEGIATAN
|
||||
Senin
|
Selasa
|
Rabu
|
Kamis
|
Jum’at
|
||||
Januari
|
Semester II
|
4
|
4
|
4
|
12
|
|||
Pebruari
|
4
|
3
|
4
|
11
|
||||
Maret
|
4
|
4
|
4
|
12
|
||||
April
|
5
|
5
|
3
|
13
|
||||
Mei
|
4
|
3
|
4
|
11
|
||||
Juni
|
3
|
3
|
3
|
9
|
||||
JUMLAH
|
68
|
Bekasi,
01 Agustus 2015
Kepala Sekolah
PAUD KB Edelweis
NENENG MASNAH
JUMLAH HARI EFEKTIF
PAUD KB EDELWEIS
TAHUN PELAJARAN 2015 - 2016
no
|
Bulan
|
Banyaknya Hari
|
Keterangan
|
||
Hari Efektif
|
Libur/Hari tdk efektif
|
Jumlah
|
|||
Semester I
|
|||||
1
|
Juli 2014
|
9
|
22
|
31
|
Minggu 4,smstr 12,MOS
3,Pesantren 3
|
2
|
Agustus
|
12
|
19
|
31
|
Minggu 4,Libur puasa dan
hr Rya 15
|
3
|
September
|
25
|
5
|
30
|
Minggu 5
|
4
|
Oktober
|
22
|
9
|
31
|
Minggu 4,Arofah Id
Adha,Tasrek5
|
5
|
Nopember
|
24
|
6
|
30
|
Minggu 4,libur umum
1,libur khusus 1
|
6
|
Desember
|
20
|
11
|
31
|
Minggu 5,libur umum 1,pemb
raport 1,libur semt2,porseni 2
|
Jumlah semester 1
|
112
|
72
|
184
|
||
Semester II
|
|||||
1
|
Januari 2014
|
17
|
14
|
31
|
Minggu 4,libur semester 10
|
2
|
Februari
|
24
|
4
|
28
|
-
|
3
|
Maret
|
26
|
5
|
31
|
-
|
4
|
April
|
26
|
4
|
30
|
-
|
5
|
Mei
|
26
|
5
|
31
|
Minggu 4,libur umum 1
|
6
|
Juni
|
20
|
10
|
30
|
Minggu 5,posenitas 3,Pemb
Raport 1,libur semester 1
|
Jumlah Semester II
|
139
|
42
|
181
|
||
Jumlah Semester I+II
|
251
|
110
|
365
|
Bekasi, 01 Agustus 2015
Kepala Sekolah PAUD KB Edelweis
Kepala Sekolah PAUD KB Edelweis
NENENG MASNAH
BAB V
PENUTUP
Pembuatan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing pendidikan agar upaya peningkatan mutu
pendidikan harus tercermin dari meningkatnya kompetensi tamatan sesuai standar
yang telah ditetapkan.
Disamping itu
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai sumber daya manusia yang
bermutu sesuai dengan standar kompetensi yang diberikan kepada anak didik
melalui berbagai tehnik yang mampu mengungkapkan,membuktikan atau menunjukkan
secara tepat bahwa kompetensi yang telah ditetapkan benar-benar dikuasai anak
didik yang mencakup aspek perkembangan anak didik baik seperti kognitif, afektif,maupun
sensomotorik.
Dengan demikian
guru hendaknya memiliki pengetahuan berbagai metode dan tehnik penilaian, sehingga
ia dapat memiliki ketrampilan memilih dan menggunakan dengan tepat metode dan tehnik yang dianggap paling sesuai
dengan tujuan dan proses pembelajaran, serta pengalaman belajar yang ditetapkan.
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun untuk dijadikan acuan bagi guru,
tenaga kependidikan, dan penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan penilaian
pendidikan di PAUD KB Edelweis.
Dengan
menggunakan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) diharapkan anak didik dapat
tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sehingga mutu pendidikan di PAUD
KB Edelweis.
Dalam
pelaksanaannya guru dapat mengembangkan penilaian sesuai dengan kemampuan, kebutuhan
kondisi di PAUD KB Edelweis.
sangat bagus
BalasHapus